September 11, 2011

Mari merenung

by , in
Hidup ini hanayalah sementara,dan semua ini adalah milik Allah semata .. . ....Allah SWT. tidak pernah mengambil sesuatu milik kita, karena Allah hanyalah mengambil miliknya yang telah dititipkan pada kita...Maka dari itu marilah teman" kita jaga semua pemberian yang telah Allah titipkan kepada kita. Janganlah kita bangga akan dunia yang fana ini, karena tak ada satupun yang sempurna dan kekal di dunia yang sering membuat kita lupa akan siapa diri kita sebenarnya.
September 04, 2011

remember

by , in

Berjalanlah lebih lambat
Saudaraku, izinkan saya menceritakan sebuah kisah: 

                 Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise. Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu.
Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya. “Buk….!” Aah…, ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang. “Cittt….” ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir. “Apa yang telah kau lakukan!? Lihat perbuatanmu
pada mobil kesayanganku!!” Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. “Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos dibengkel untuk memperbaikinya. “Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu. Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf. “Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. “Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti….” Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. “Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan..” Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu.

Berjalanlah lebih lambat
“Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke
kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi saya
tak sanggup mengangkatnya.”
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu
terdiam.
Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat
seorang lelaki yang tergeletak yang sedang mengerang
kesakitan.
Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan
ludah. Segera dia berjalan menuju lelaki tersebut,
di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya.
Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya,
untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores,
seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima
kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan
baik-baik saja.
“Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas
perbuatan Bapak.”
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha
yang masih nanar menatap kepergian mereka.
Matanya terus mengikuti langkah sang anak
yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan
menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan
menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu
Jaguar barunya yang telah tergores oleh lemparan
batu tersebut, sambil merenungkan kejadian yang
baru saja di lewatinya.
Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal
sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya.
Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan
itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu,
agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia
menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat:
“Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat,
karena, seseorang akan melemparkan batu untuk
menarik perhatianmu.”
Saudaraku, seperti kendaraan, hidup akan terus
melaju dari waktu ke waktu. Detik-detik berlalu
menyeret kita ke akhir hidup ini.
Dan kita adalah pengusaha muda tadi. Kita fokus
dengan apa yang kita kejar. Kita nikmati hasil usaha
kita sendiri. Kita bahagia sendirian. Kita pacu kendaraan
kita dengan cepat. Kita injak pedal hidup
kita dengan mantap untuk meraih tujuan di depan
kita secepatnya. Hingga tak jarang kita lupa sekeliling
kita.
Saat kita melaju ada banyak hal yang terjadi di
kanan kiri kita. Banyak hal yang bisa kita jadikan
pelajaran. Banyak hal yang sebenarnya adalah peringatan
buat kita. Namun, kita melaju terlalu cepat.
Kita terlalu fokus terhadap keinginan kita. Hingga
kita lupa segalanya.
Saudaraku, Allah tak pernah berhenti berbicara
kepada kita. Dia berbicara lewat lidah orang-orang
sekeliling kita. Ia berbicara lewat kejadian-kejadian
di alam semesta. Bahkan, ia berbicara langsung
kepada nurani kita. Namun, seringkali kita terlalu
sibuk dengan diri kita dan tak punya waktu untuk
sejenak mendengar ujaran-Nya. Maka dengarkanlah
firman-Nya ini:
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling
dari pada-Nya, sedang kamu mendengar,
dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang
yang berkata “Kami mendengarkan, tapi sebenarnya
mereka tidak (mau) mendengar.


Berjalanlah lebih lambat
Sesungguhnya seburuk-buruknya mahluk di sisi
Allah ialah; orang-orang yang bisu dan tuli yang
tidak mengerti apa-apapun.
kalau Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada
pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka
dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan
mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti
berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri
(dari apa yang mereka dengar itu).
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru
kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada
kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
(Q.S. Al-Anfal 20-24)
Sudahkah kita berusaha memfungsikan pendengaran
kita dengan sebaik-baiknya? Sudahkah kita
mendengar firman-firman Allah dalam al-Quran?
Atau suara-suara panggilan yang hendak meminta
bantuan kita? Atau ajakan-ajakan agar kita lebih
peduli kepada sekeliling kita? Ataukah kita akan
tetap melaju cepat sampai seseorang melemparkan
batunya ke arah kita? Atau sampai Allah sendiri
yang melemparkan batu-Nya?
Sudah selaraskah hidup kita dengan hidup orangorang
di sekeliling kita? Mungkin, kita telah menjadi
orang yang terbaik bagi diri kita sendiri. Namun,
sudahkah kita menjadi orang yang terbaik bagi
orang-orang di sekeliling kita? Bagi orang-orang
di sekitar kita.
Saudaraku, sudah terlalu banyak orang-orang egois
di negeri kita. Sudah terlalu banyak orang-orang
yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Sudah
terlalu banyak orang yang memperjuangkan kepentingan
dirinya sendiri. Maka, janganlah kita
menambah jumlah mereka.
“Strongman stand for his life, but the stronger stand
for others.
Saudaraku, orang kuat adalah orang yang mampu
berdiri sendiri dan menanggung beban hidupnya
sendiri. Ia adalah orang yang tak menggantungkan
hidupnya kepada orang lain. Namun, ada yang lebih
kuat dari orang kuat. Mereka adalah orang-orang
yang mampu menanggung beban hidup orang lain.
Saudaraku, berjalanlah lebih lambat…! Siapa tahu
ada orang yang membutuhkan pertolongan kita.
Siapa tahu ada orang yang hendak memberikan
kebaikan kepada kita. Siapa tahu kita menemukan
sesuatu yang berharga untuk kita bawa ke hadapan
Allah swt.


http://www.motivasi-islami.com/berjalanlah-lebih-lambat/

My Instagram